Akhir-akhir ini
pengguna sosial media semakin meningkat dengan intensitas yang sangat jauh dari
beberapa tahun ke belakang. Dengan semakin bermunculannya pengguna sosial media
berakibat semakin banyak pula netizen alias internet citizen yang tambah eksist
di dunia maya. Positifnya dengan semakin berkembangnya perkembangan internet,
segala informasi mudah tersebar walaupun pasti tetap ada pula efek negatif dari
perkembangan internet ini. Menurut survei, di Indonesia pengguna internet
semakin bertambah pesat semenjak kemunculan situs jejaring sosial facebook dan
sekarang mengalami puncaknya sejak semakin dikenalnya situs jejaring sosial
Twitter. Dan bermunculanlah istilah-istilah aneh yang sering didengar, yaitu
Bully.
“Sempat ngerasa
sedih, karena sering di bully.. malah jadinya malu karena dicibir melulu..”
Kalau kalian salah satu SMASHBLAST pasti tau apa judul dari lirik diatas,
berhubung ane bukan SMASHBLAST dan juga bukan personil SM*SH jadi wajar aja yah
kalau ngga tau :D. Sobat semua pasti pernah denger kata di Bully kan? Atau
diantara kalian disini ada yang pernah ke Bully, eeh salah itu
namanya Bali. Yah karna lagu SM*SH tadi yang judulnya Senyum Semangat diatas
(hayoo itu tau judulnya) kata Bully menjadi nge-tren di tanah air tercinta kita
ini sob. Terus arti dari Bully itu sendiri apa sih sob?
Menurut anaknya
paman google yaitu google translate kata Bully itu artinya intimidasi sob
(ketauan deh kalau nilai bahasa inggris ane di sekolah jeblok). Ternyata
nge-Bully itu lebih marak dilakukan oleh para remaja khusunya pelajar. Mungkin
karna efek metamorfosis dari anak alay ke anak ababil dan dari anak ababil ke
anak tubil/ tua labil menjadikan Bully sebagai trancenter kejayaan para pelaku
Bully terhadap para korbannya. Para pelaku Bully memiliki karakteristik
tertentu. Umumnya mereka adalah anak-anak yang lebih berani, tidak mudah takut,
dan memiliki motif dasar tertentu. Motif utama yang biasanya terdapat pada para
pelaku Bully adalah adanya agresifitas. Padahal, ada motif lain yang juga bisa
dimiliki pelaku Bully, yaitu rasa rendah diri dan kecemasan. Bully menjadi
bentuk pertahanan diri (defence mechanism) yang digunakan pelaku untuk menutupi
perasaan rendah diri dan kecemasannya tersebut. “Keberhasilan” pelaku melakukan
tindakan bully bukan tak mungkin berlanjut ke bentuk diskriminasi lainnya,
bahkan yang lebih dramatis apabila diawal melakukan pem-Bully-an dengan niatan
buruk. Tetapi biasanya para pelaku Bully diusia sekolah hanya melakukan Bully
dengan alasan kebersamaan dan rasa humor. Berbanding terbalik dengan korban
Bully yang umumnya adalah bukan anak-anak pemberani, memiliki rasa cemas, dan
kurangnya sensor agresifitas.
Untuk korban Bully
seharusnya tidak usah cemas apalagi takut karna dari itulah kalian menjadi
korban Bully. Namun tidak jarang korban Bully bisa berbalik menjadi para pelaku
Bully yang biasa ditenggarai untuk mencari kepuasaan dan balas dendam. Semua
orang bisa menjadi para pelaku Bully dan semua orang bisa menjadi korban Bully.
Tergantung situasi biasanya sob, ane juga sering jadi korban Bully tapi lebih
sering lagi jadi pelaku Bully :D. Sedikit curhat nih sob, sewaktu ane pake
seragam putih biru juga sering banget tuh jadi korban Bully, maklumlah dulu ane
bukan anak 9auL (terus sekarang? tetep bukan :D) tapi pas ane menuju seragam
putih abu-abu dan menjelma menjadi wonder women yang cantik kaya Nikita Willy
(please jangan ada yang komen) giliran ane yang membully teman-teman hahaha :D.
Saran dari ane
buat korban Bully harus bisa menebalkan hati, meninggkatkan percaya diri, dan
jangan selalu bertindak pasrah. Dan untuk para pelaku Bully, please jangan
sering-sering nge-Bully orang yang punya sensitifitas tinggi. Bisa-bisa sobat
malah bukan dapat kebersamaan dan rasa humor tetapi berujung pertengkaran.
Jangan sampai deh kaya begitu. Kita sebagai generasi penerus bangsa, agama, dan
negara harus pintar-pintar bersosialisasi dengan teman sebaya namun tidak
meninggalkan nilai kesopanan dan tetap harus jaim. Semoga bermanfaat buat semua. (rnp)
 |
Dasar pembully! |